Allah yang menciptakan kita, Dialah yang pantas disembah dan ditujukan setiap ibadah.
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dalam Tsalatsah Al-Ushul berkata,
Apabila ditanyakan kepadamu, “Dengan apa engkau mengenal Rabbmu?” Maka Jawablah, “Dengan tanda-tanda (kekuasaan) dan makhluk-makhluk-Nya.” Di antara tanda-tanda (kekuasaan)-Nya adalah malam dan siang, dan matahari dan bulan. Di antara makhluk-makhluk-Nya adalah langit yang tujuh dan bumi yang tujuh serta apa yang ada di antara keduanya. Dalilnya dalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
﴿وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ﴾
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya ialah malam dan siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. Al-Fussilat]: 37)
Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
﴿إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ، أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ﴾
“Sesungguhnya Rabb-mu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia tinggi di atas ‘Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al-A’raf: 54)
Rabb adalah yang disembah. Dalil hal ini adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (٢١) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ﴾
“Hai manusia! Sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
الْخَالِقُ لِهَذِهِ الْأَشْيَاءِ هُوَ الْمُسْتَحِقُّ لِلْعِبَادَةِ
“Yang menciptakan semua ini adalah yang berhak untuk diibadahi.”
——
Catatan #01
Bagaimana kita bisa mengenal Allah?
Jawaban: Kita bisa mengenal Allah melalui ayat dan makhluk-Nya.
Catatan #02
Apa itu ayat Allah?
Ayat itu artinya tanda untuk menunjukkan dan mengingatkan sesuatu.
Ayat Allah itu ada dua macam:
- Ayat kauniyyah
- Ayat syariyyah
Ayat kauniyyah adalah makhluk.
Sedangkan ayat syariyyah adalah wahyu yang Allah turunkan pada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berarti mengenal Allah bisa dengan ayat kauniyyah dari makhluk-Nya dan bisa dari ayat syariyyah dari wahyu.
Ayat yang menunjukkan sempurnanya qudrah dan hikmah Allah adalah dari malam, siang, matahari, rembulan.
Dalam ayat disebutkan,
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Fushshilat: 37)
Sedangkan makhluk adalah langit yang tujuh lapis dan bumi yang tujuh lapis dan yang berada di antara keduanya.
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al-A’raf: 54)
Catatan #03
Pelajaran dari surah Al-A’raf ayat 54
- Allah menciptakan langit dan bumi padahal keduanya adalah makhluk yang besar hanya dalam kurun waktu enam hari. Padahal Allah mampu menciptakannya langsung. Namun ada hikmah di balik penciptaan seperti itu, ada sebab musabbabbnya.
- Allah beristiwa di atas ‘Arsy yaitu berada tinggi dengan ketinggian yang khusus sesuai dengan keagungan Allah. Ini tanda akan sempurnanya kerajaan dan kekuasaan Allah.
- Malam itu menutup siang.
- Allah menjadi matahari, bulan, dan bintang tunduk pada Allah, Allah memerintahkan kepada mereka sesuai kehendak Allah untuk kemaslahatan hamba.
- Kekuasaan Allah itu sempurna, Allah yang mencipta dan memerintah bukan yang lainnya.
- Umumnya rububiyah Allah pada semesta alam.
Catatan #04
Rabb itulah yang berhak diibadahi.
Dalilnya adalah firman Allah,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
- Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
- Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
(QS. Al-Baqarah: 21-22)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Kalian tahu kalau Allah itu tidak ada yang menandinginya dalam hal mencipta dan memberi rezeki, juga mengatur, maka jangan jadikan syarikan (sekutu) bagi Allah dalam ibadah.” (Syarh Tsalatsah Al-Ushul, hlm. 52)
Catatan #05
Ibnu Katsir itu siapa?
Ibnu Katsir adalah Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar Al-Qurosyi Ad-Dimasyqi, penulis kitab tafsir “Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim” dan kitab tarikh “Al-Bidayah wa An-Nihayah” merupakan murid dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau meninggal dunia tahun 774 H.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sang Khaliq yang menciptakan segala sesuatu, hanya kepada-Nyalah ibadah ditujukan.”
Baca Juga:
Referensi:
Syarh Tsalatsah Al-Ushul. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Tsaraya.
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumasyho.Com